Waspadai Perdarahan Antepartum pada Masa Kehamilan
Perdarahan pada masa kehamilan dapat membuat seorang ibu
merasa khawatir. Beberapa kasus perdarahan mungkin bukan suatu hal yang
serius. Walau demikian, bukan berarti Ibu dapat menganggap remeh
perdarahan yang terjadi saat hamil.
Perdarahan antepartum adalah perdarahan melalui vagina yang terjadi
pada usia kehamilan lebih dari 24 minggu. Akan tetapi, ada beberapa
sumber yang menyatakan perdarahan dari usia kehamilan 20 minggu juga
termasuk ke dalam perdarahan antepartum.
Terlepas ada tidaknya rasa sakit yang menyertai, perdarahan
antepartum merupakan salah satu kondisi kegawatdaruratan yang perlu
mendapatkan penanganan segera. Bila tidak segera ditindaklanjuti,
keadaan ini dapat menyebabkan kematian baik pada ibu maupun pada janin.
Di Indonesia sendiri, perdarahan merupakan salah satu dari lima
penyebab utama kematian pada ibu selain hipertensi dalam kehamilan,
persalinan lama/macet, infeksi dan abortus. Tahun 2013, sebanyak 30.3
persen kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh perdarahan. Meski
demikian, angka ini sudah mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya.
Belum Ada Penyebab Pasti
Para ahli medis terus melakukan berbagai penelitian untuk mencari
tahu penyebab pasti pemicu terjadinya perdarahan antepartum. Namun
hingga kini, dari keseluruhan kasus perdarahan antepartum, sebagian
didiagnosis akibat abrupsi plasenta atau plasenta previa. Sedangkan
sebagian lainnya tidak dapat diketahui penyebab pastinya meski telah
dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh.
Yang Terjadi saat Mengalami Perdarahan Antepartum dan Harus Bagaimana?
Gejala utama perdarahan antepartum adalah darah yang keluar melalui
vagina.
Perdarahan ini dapat disertai dengan nyeri atau tidak. Jika
disertai dengan nyeri, kemungkinan perdarahan disebabkan karena
Sebaliknya, jika perdarahan tidak disertai dengan nyeri, maka kemungkinan besar penyebabnya adalah plasenta previa.
Gejala lainnya adalah timbulnya kontraksi rahim. Bisa juga terjadi
tanda-tanda syok hipovolemik pada si ibu akibat kehilangan banyak darah.
Tanda-tanda ini dapat berupa: linglung, pucat, bernapas dengan cepat,
berkeringat dingin, tidak ada/sedikit urine, lemas, dan pingsan.
Kadang-kadang, bagi ibu hamil yang fit dan berusia muda, tanda-tanda ini
tidak tampak dan baru diketahui ketika keadaan sudah sangat buruk.
Sesedikit apa pun perdarahan tersebut, segera temui dokter di rumah
sakit. Jangan terkecoh dengan perdarahan yang terlihat sedikit sebab
masih ada kemungkinan bahwa di bagian dalam terdapat perdarahan parah,
tetapi belum sepenuhnya keluar.
Saat terjadi perdarahan hebat, keselamatan Ibu akan selalu menjadi
prioritas. Keputusan terkait dengan kelahiran si bayi pun harus menunggu
kondisi ibu sampai stabil.
- Mengenai kategori besar atau kecilnya perdarahan, Anda dapat melihat
gambaran ini untuk mengetahuinya:Perdarahan besar, yaitu apabila tubuh
kehilangan darah lebih dari 1.000 ml dengan atau tanpa tanda-tanda syok.
- Perdarahan sedang yaitu apabila tubuh kehilangan darah sebanyak 50-000 ml dan tidak disertai tanda-tanda syok.
- Perdarahan kecil yaitu apabila tubuh kehilangan darah kurang dari 50 ml dan sudah berhenti.
Lain halnya apabila terjadi gawat janin. Timbulnya kondisi ini
merupakan indikasi adanya pengurangan volume darah. Hal ini berarti bayi
mendesak harus dikeluarkan tanpa perlu lagi mempertimbangkan usia
janin.
Perdarahan antepartum bukan kondisi sembarangan. Selama masih terjadi
hingga penanganan selesai, Anda tetap harus berada di bawah pengawasan
dokter. Pada tahap selanjutnya, penanganan lebih lanjut sangat
bergantung kepada penyebab perdarahan antepartum itu sendiri, tingkat
perdarahan, keadaan gawat janin, kondisi dan usia kehamilan, serta
riwayat kesehatan Anda.